Sifat-sifat Opini Publik dalam Berbagai Isu di Indonesia dari Perspektif Studi Komunikasi


1. Sifat penyederhanaan

    Lembaga Dakwah Islam Indonesia, atau yang disingkat dengan LDII merupakan suatu organisasi dakwah kemasyarakatan yang ada di Republik Indonesia. LDII memiliki visi dan misi untuk meningkatkan kualitas peradaban yang ada di Indonesia. Peradaban Indonesia yang dibangun tersebut, sesuai dengan martabat manusia dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

    Namun dalam dakwahnya, kelompok LDII kerap kali dicap sebagai kelompok ekstrimis eklusif. Mereka sering mengkafirkan orang-orang yang berada di luar kelompoknya. Bahkan hal tersebut juga berlaku untuk sesama umat muslim. Dengan adanya pemikiran akidah seperti ini banyak para ulama dan kelompok organisasi maenstrim yang memnggugat ke MUI untuk membubarkan organisasi LDII tersebut. Hal ini membuktikan bahwa kehadiran kelompok LDII menimbulkan keresahan di beberapa kalangan, terutama kalangan umat muslim liberal dan moderat.

vegaslegalmagazine.com

Analisis:

   Untuk memudahkan penyebutan dalam kasus di atas, maka para pembuat opini ramai-ramai menyuarakan bahwa LDII sebagai aliran yang sesat. Hal ini berawal dari kontroversi kehadiran LDII yang berlansung sangat lama. Mulai dari perbedaan akidah, fiqih, dan lain-lainya. Kontroversi yang dinilai menyimpang dari kalangan umat muslim maenstrim yang biasa di Indonesia inilah, maka para opini maker menyebutnya sebagai aliran sesat.

    Opini maker tersebut bisa saja berupa para ulama, pemimpin organisasi keislaman, jurnalis yang berminat pasa isu kontroversi LDII, dan sebagainya. Merakalah yang akhirnya menyederhanakan kasus LDII yanga sangat rumit dengan ideologinya, sehingga mudah sekali untuk dicap sebagai aliran sesat.

    Steorotip aliran sesat yang melekat pada LDII kemudian menutupi kenyataan lainya, bahwa ada persamaan antara umat muslim umumnya di Indonesia dengan LDII yang dianggap anti maenstrim. Paling tidak, akar utama persamaanya adalah sesama umat manusia yang memiliki kebebasan dalam berpikir dan berpendapat. Terlebih lagi, jika dikatakan sebagai sesama umat muslim Indonesia. Hanya saja untuk memudahkan penyebutan, maka dibuatlah perbedaan yang ada antara LDII dan umat muslim Indonesia biasanya sebagai dikotomi yang berseberangan. Disatu sisi, ada aliran yang lurus dan sisi yang lainya ada aliran yang sesat.

2. Sifat Labil

    Menurut data yang dirilis oleh tribunnews.com pada tanggal Oktober 2016 menyatakan bahwa persentase dukungan masyarakat terhadap pasangan calon Gubenr DKI Jakarta menurun drastis. Sejak lima bulan terakhir, suara Ahok-Jarot diperkirakan telah turun sekitar 18, 6 persen.

   Salah satu faktor yang menyebabkan turunya elektabilitas Ahok-Djarot adalah adanya isu Al-Maidah ayat 51. Isu tersebut bermula dari perkataan Ahok yang dinilai kontroversial di Kepulauan Seribu. Perkataan Ahok tersebut menyinggung umat muslim di Indonesia, sehingga banyak orang yang awalnya memiliki respon positif terhadap Ahok akhirnya memilih pasangan Calon Gubenur DKI yang lain.

   Penurunan persentase dukungan terhadap pasangan Ahok-Djarot diakibatkan oleh ucapanya yang kontroversial juga diamini oleh Direktur Eksekutif Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi yang menyatakan bahwa isu Al-Maidah 51 mempengaruhi dukungan terhadap Ahok-Djarot.

leappakistan.com

Analisis:

    Semakin berkurangnya dukungan terhadap pasangan Ahok-Djarot dalam pemilihan Gubenur DKI Jakartanya menyatakan adanya pembelokan opini yang terjadi di banyak masyarakat Jakarta. Hal ini dapat kita lihat dari jumlah persentase elektabilitas pasangan yang disusung oleh koalisi partai Demokrat, Nasdem, dan PDI Perjuangan tersebut menurun drastis.

    Adanya isu Al-Maidah 51 menyebabkan banyaknya opini yang beredar di masyarakat, yang menyatakan bahwa Ahok membenci umat islam, sehingga banyak orang islam yang tidak lagi tertarik untuk memilih pasangan Ahok-Djarot. Padahal, kita ketahui sebelumnya bahwa pasanga  tersebut selalu berada di urutan puncak ketika diadakan survey tentang elektabilitas Cagub dan Cawagub DKI Jakarta.

   Dengan perpindahan dukungan masyarakat tersebut, dapat kita nyatakan bahwa opini untuk mendukung Ahok-Djarot tergolong sebagai opini labil, karena dapat berubah sewaktu-waktu. Hal tersebut mungkin akan menurun elektabilitas Ahok-Djarot lagi jika mereka gagal untuk memperbaiki citra Ahok dalam pandangan umat muslim. Hal ini mungkin saja terjadi, mengingat opini yang beredar di masyarakat bersifat labil.

3. Sifat Aktualitas


squarespace.com


    Pada tanggal 2 Agustus 2009 Nenenk Minah, seorang warga Dusun Sidoawrjo, Desa Damarkredenan, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah tertangkap tangan telah mencuri tiga buah kakao. Hal tersebut diakui sendiri oleh Nenek Minah yang berusia 55 tahun.

   Kasus tersebut berlanjut ke pengadilan, ketika PT Rumpun Sari Antan melaporkan kasus pencurian tiga buah kako tersebut ke kepolisian. Dengan adanya berita tersebut yang tersebar melalui media massa di seluruh Indonesia, banyak orang yang menyayangkan adanya kasus tersebut. Masyarakat beranggapan bahwa hukuman 1 bulan 15 hari tersebut terasa kurang adil untuk tiga buah kako, jika dibandingkan dengan koruptor yang merugikan negara sebanyak milyaran atau bahkan triliunan rupiah.

   Dengan adanya isu tersebut, maka semakin gencar opini yang berlansung di masyarakat. Mahasiswa-mahasiswa mulai turun ke jalan menyuarakan aksi uintuk menuntut kebebasan sdan keadilan hukum bagi Nenek Minah, para aktivis Sosial ramai-rami menyuarakan pendapatnya yang hampir bersamaan, sedangkan selogan “Hukum tajam ke bawah dan tumpul ke atas ramai-ramai disorakkan”

Analisis:

   Opini laten merupakan opini yang memiliki aktulitas apabila ada kejadian yang hampir serupa, dan akan dikaitkan dengan berita yang telah lalu. Seperti aksus Nenek Minah tersebut, dapat dikatakan bahwa opininya merupakan opini yang bersifat laten, namun memiliki aktualitas. Sebagai contoh ketika terjadi kasus korupsi dan hukuman bagi koruptor tergolong ringan.

   Sebagai contoh kasus Korupsi suap yang menjerat Gubernur Sumatera Utara Gatot Nugraho dihukum 4 tahun 6 bulan penjara terasa sangat ringan setelah ia menerima suap ratusan jura rupiah. Hal yang sama juga terjadi dengan koruptor lainya yang selalu mendapat hukuman dibawah 5 tahun penjara.

   Selain itu, koruptor juka biasanya memiliki fasilitas yang memadai di ruang tahanan, berbeda dengan tahanan biasa. Oleh karena itu, jika ada kasus yang serupa dengan kasus Nenek Minah, maka orang akan mengkaitkanya dengan kasus pencurian Nenek Minah. Sebagai contoh lagi, pada kasus pencurian batang pohon perkebunan yang kemudian ramai diberitakan. Masyarakat kemudian beropini bahwa, orang yang mencuri beberapa batang kayu saja mendapat hukuman, mengapa para koruptor tidak?

4. Sifat Univesalitas

svdj.nl

   FPI sebagai gerakan organisasi masyarakat yang bergerak dalam bidang keislaman, merupakan suatu organisasi yang tergolong baru. FPI atau singkatan dari Front Pembela Islam ini sendiri baru terbentuk pada tanggal 17 Agustus 1996. Dalam perjalananya sebagai organisasi keislmana Indonesia, FPI selalu menimbulkan kontroversi di kalangan publik. Hal ini tidak terlepas dari kiprah FPI yang dinilai keras dalam menanggulangi penyakit masyrakat dan isu-isu seputar keislaman.

   FPI pimpinan Habibeb Rizieq semakin mendapat sorotan publik dan media massa ketika melakukan aksi bela islam jilid I hingga aksi Bela Islam jilid III. Meskipun menimbulkan kontroversi mengenai aksi tersebut, tetapi pada kenyataanya tetap saja aksi tersebut berlansung secara meriah. Peserta tidak hanya terbatas pada kalangan FPI semata, tetapi juga merangkul anggota organisasi keislaman yang lain, mulai dari NU, Muhammadiyah, HTI, HMI, hingga pada pengajian ibu-ibu.

Analisis:

  Melihat fenomena tentang pembentukan opini yang dilakukan oleh Habieb Rizieq pada golongan masyarakat di Indonesia, terutama kalangan umat Islam, maka dapat penulis simpulkan bahwa opini yang dibentuk oleh habieb Rizieq dalam lembaga FPI tersebut tergolong opini yang memiliki sifat universalitas. Keumuman dari opini ini terlihat bahwa opini yang mengitari aksi bela islam jilid I hingga Jilid III tidaklah hanya dibicarakan oleh anggota Ormas FPI, tetapi seluruh kalangan.

   Bahkan, opini tersebut juga merambah pada dunia Internasional. Hal ini terlihat mengenai tanggapan pemerinta Tiongkok mengenai aksi bela islam III. Selain itu, dunia internasional tida serta merta beropini bahwa aksi bela islam I hingga jilid III merupakan aksi yang buruk. Dukungan aksi tersebut datang juga dari berbagai negara yang memiliki latar belakang kehidupan muslim yang kental. Negara Pakistan sebgai salah satu contohnya.

   Selain itu, aksi yang dilakukan oleh habieb Rizieq tersebut merambah dari kalangan anak-anak, Pelajar, Mahasiswa, Para aktivis keagamaan, aktivis sosial, dan masyarakat awam. Mereka beramai-ramai membicarakan dan mengikuti aksi damai tersebut. Hal ini menandakan bahwa, opini yang dibuat oleh FPI mencakup berbagai kalangan, dari umat muslim hingga non muslim, anak-naka hingga orang tua, dalam negeri hingga manca negara.

5. Sifat Affinitas

steemitimages.com

    Kasus Ahok merupakan kasus yang hangat diperbincangkan pada triwulan ketiga tahun 2016. Kasus tersebut bermula dari calon wakil Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok menyatakan perkataan yang kontroversi di depan umum. Pernyataan Ahok yang berkenaan dengan surah Al-Maidah tersebut melukai banyak hati orang muslim di tanah air dan manca negara. Protes keras datang dari berbagai pihak untuk menuntut Ahok dengan dugaan kasus Penistaan Agama.

    Di Sisi lain, sebagian orang berpandangan bahwa kasus yang melanda Ahok tersebut bukanlah kasus penistaan Agama. Mereka bahkan membela mati-matian agar ahok terbebas dari segala tuduhan mengenai kasus penistaan agama tersebut.

Analisis:

   Penulis hendak menganlisis kasus tersebut dari sifat opini publik yang afinitas. Sebelumnya, Penulis akan menggunakan paradigma para penuntut Ahok yang menyatakan bahwa kasus ahok tersebut terbukti benar, sehingga calon Gubneur DKI, Basuki Tjahja Purnama harus ditahan karena tindak pidana penistaan agama.

   Banyak orang yang terkagum-kagum dengan kinerja Ahok, pada akhirnya serta merta mendukung ahok. Bahkan mereka akan mengancam akan keluar dari NKRI jika Ahok tidak menjabat sebagai Gubenur di DKI I. Hal ini merupakan salah satu bentuk afinitas, yaitu dimana seorang tokoh menjadi panutan tidak pedulipun tokoh tersebut melakukan kesalahan ataupun tidak.

   Padahal kita ketahui bersama, bahwa Ahok jelas-jelas melakukan penistaan agama terhadap percakapanya di Kepulauan Seribu tersebut. Ia mengutarakan bahwa masyarakat muslim dibohongi pakai surah Al-Maidah ayat 51 agar tidak memilih dirinya dalam pemilu 2017 mendatang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3 Pendekatan Memahami Teknologi : Perkembangan Teknologi Informasi dan Pola Interaksi Remaja Masa Kini

Mengunjungi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta dalam Memaknai Nasionalisme

PENGGOLONGAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI DAN SALURAN DAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI