Postingan

Menampilkan postingan dengan label Inspiration

Review Novel Bu Guru Nadia Karya Risalati A.I Perjalanan Seorang Guru Menebar Kebaikan di Sumatera Barat

Gambar
  Saya mendapatkan buku “Bu Guru Nadia” ini sebagai hadiah dari Pustaka Diomedia. Di bawah ini adalah ulasan buku setelah saya membacanya.   Di dalam novel “Bu Guru Nadia” penulis berhasil menyuguhkan dunia utopia di pedesaan Sumatera Barat. Sebuah tempat di mana anak-anak kelas paling bandel di sekolah bersikap sopan kepada guru, memberi salam bila melihat guru mereka, semangat dan serius ketika menghadapi ujian, serta senang mengakrabkan diri pada guru yang baru mengajar. Berbeda dengan gambaran anak-anak bandel di dunia nyata yang rajin mencuri, gemar merundung, pandai menyontek, dan giat ber- klitih ria sepulang sekolah. Selain itu di latar yang utopia ini, seluruh penghuni sekolah adalah insan yang penuh senyuman. Tersenyum sebelum berbicara, tersenyum ketika memberi sapa, tersenyum bila bertanya, dan tersenyum bila hendak berpamitan. Benar-benar gambaran lingkungan sekolah yang begitu hidup dan menenangkan. Begitu pula kehadiran tokoh lelaki bernama Andri yang m...

Review Novel Semasa Karya Teddy W. Kusuma dan Maesy Ang

Gambar
Ulemasa: Kenangan Memang Sesedih Itu, tetapi Hidup Harus Berlanjut   Judul         : Semasa Penulis      : Teddy W. Kusuma dan Maesy Ang Penerbit    : Post Press Halaman   : 149 hal. Terbit        : Cet VI, Februari 2021     “... kami menerbitkan naskah-naskah yang kami suka, untuk pembaca yang tepat. ... agar setiap naskah dapat diantarkan dengan gembira dan sungguh-sungguh.”   Komitmen yang sangat menarik. --- Sepuluh halaman pertama ketika membaca novel Semasa, saya menyadari bahwa novel ini akan bercerita tentang dua sepupu yang tergolong berada bernostalgia tentang sebuah rumah di Desa Pandanwangi. “Apa menariknya?” pikir saya kala itu. Cerita tentang keluarga yang mengenang sebuah rumah lama bukannya sudah banyak?   Setelah lebih lanjut mencerna cerita yang dibawakan kedua penulis, saya menyadari ada sesuatu yang lebih ditawar...

Mencari Jawaban Tentang "Bagaimana Seharusnya Kita Hidup?"

Gambar
Yogyakarta-Garut dan c erita diantara  k eduanya Selama masa pengerjaan skripsi saya sering bertanya tanya pada diri sendiri; “Apa yang dilakukan setelah ini?” “Apa yang mesti saya perbuat setelah semuanya rampung?” “Kemana kaki ini akan melangkah?” “Dimana angin akan berhembus dan kehidupan akan berlayar?” “Seperti apa hidup saya besok, lusa, tulat, dan…?” “Dengan siapa saya menikah?” “Seperti apa anak saya?” “Bagaimana bentuk rumah yang akan saya miliki?” “Apa saya kaya?” “Apa saya bahagia?” “Bagaimana saya harus hidup?” Dan sejenis pertanyaan sama yang hingga kini, ketika saya menuliskan rangkaian cerita ini tidak pernah terjawab. wikipedia Dalam pencarian terhadap kegelisahan tersebut, akhirnya membawa saya pada sebuah penemuan kecil. Hal ini, segala perasaan, kegelisahan, dan kegundahan yang saya lakukan adalah normal. Quarter life crisis , begitulah kalangan psikolog menyebutnya. Menyadari bahwa hal tersebut normal dan dialami oleh...

Explore Java Culture, NAWU SENDANG SELIRANG: THE YOUNG GENERATION NEEDS TO CONSERVE TRADITION

Gambar
Oleh: Agus Sanjaya youtube . com Nawu Sendang Selirang, is one of the traditions that is still preserved in Kotagede. This tradition is a celebration of Kotagede people who involve all layers of the local community. Men and women, young and old, poor and rich, all contribute to taking part. Nawu Sendang Selirang itself is a ritual to clean a large pond or spring in Javanese terms. Lasted in the Jumadil End of the Javanese calendar. The procession begins with the preparation stages of ubo rampe (offerings) which are held at the Abdi Dalem Complex, which is in the Pasarean Complex, Mataram. The next day, around nine o'clock in the morning, followed by a series of carnival events towards the courtyard of the Gede Mosque in Mataram. After the procession, a procession of surrender or scoop was carried out on the draining officer. When the court servant drains it, the rayahan is held in the mosque yard or scrambles for snacks in the form of market sna...

Masjid Gedhe Mataram Yogyakarta, Si Tua-Tua Keladi

Gambar
    Oleh: Iwan Hantoro wikimedia . org Masjid Gedhe Mataram, Si Tua-Tua Keladi Oleh: Iwan Hantoro Nuansa akulturasi budaya seketika menyeruak saat memasuki kawasan Masjid Gede Mataram. Masjid yang terletak di jantung Kotagede tersebut menyajikan gaya arsitektur tradisional Jawa. Corak Hindu begitu kental terlihat pada bangunan tempat ibadah kaum Muslimin. Siapa sangka , masjid bergelar “Masjid Tertua di Yogyakarta” ini masih tetap eksis sampai sekarang . Berdiri sejak 1640 M tidak menjadikannya letih dalam melayani kaum Muslimin. Banyak kegiatan keagamaan yang masih terlaksana dengan baik . Seperti yang diungkapkan oleh Wahzari , Takmir Masjid saat dihubungi di kantor sekretariat masjid (29/10). “Kegiatan keagamaan masjid ini banyak, ada yang harian, mingguan, bulanan, tahunan, juga insidental,” terang Wahzari. Kegiatan harian meliputi sholat lima waktu. Jamaah yang hadir ikut sholat jamaah juga ter...