Agenda Setting and Ecology Media Teori dalam Film All the President’s Men
Film merupakan
salah satu bagian dari media massa. Dengan film, penyebaran informasi dapat
dilakukan oleh sekelmpok orang terhadap publik yang dapat menimbulkan perubahan
sikap maupun perilakun terhadap komunikan.
Diskusi mengenai
film, biasanya akan syarat dengan pembahasan mengani teori-teori media massa
yaitu Cultural Studies, Cultivasion
Analysis, maupun Uses and
Gratification Theory. Namun, dalam Film All the President’s Men menulis
tidak menggunakan teori yang disebutkan diatas. Penulis lebih memilih teori
agenda setting dan ecology media.
Alasan pertama atas
sikap penulis adalah asumsi bahwa kita tidak sedang dalam membahas efek film
terhadp publik, namun lebih kepada jurnalisme dalam film All the President’s
Men sendiri. Film yang mengisahkan tentang salah satu harian terkenal Amerika
Serikat, yaitu The Washington Post dan dua orang wartawan mereka. Sehingga film
ini mungkin tidak berfokus pada penghancuran budaya dunia ketiga maupun hal apa
saja yang biasa dilakukan oleh penonton pada media. Sehingga penulis merasa
kurang relevan untuk menggunakan teori-teori tersebut.
Kedua, melihat
tempat kerja yang penuh dengan wartawan dan beberapa memerankan sebagai
redaksi, maka penulis berpikir bahwa film yang diceritakan tersebut sarat akan
agenda setting media. Selain itu, Ecologi media dapat dilihat dari competitor mereka yaitu New York Times.
Terakhir, dengan
melihat latar belakang kejadian yang berlansung pada abad ke 18, maka penulis
merasa penting untuk membawa permasalahan tersebut pada masa saat ini dimana
teknologi informasi berlansung cepat. Kita telah menjadikan internet sebagai
media yang banyka digunakan, dan Koran mulai ditinggalkan. Oleh karena itu,
penulis memasukan teori ekologi media sebagai pelengkap dalam diskusi.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Seperti apakah Film All the Presient’s Men?
2.
Bagaimana Analisis Film All the President’s Men
terhadap teori media massa?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Informasi Film
Nama
Film : All the President’s Men
Sutradara
: Alan J. Pakula
Rilis
: 14 April 1976
Durasi
: 138 menit
Aktor
Aktor
|
Peran
|
Dustin Hoffman
|
Carl Bernstein
|
Robert Redford
|
Bob Woodward
|
Jack Warden
|
Harry M. Rosenfeld
|
Martin Balsam
|
Howard Simons
|
2.2 Sinopsis Film
thedailybeast.com
Film All the President’s Men bermula dengan latar belakang sebuah kantor berita media cetak di kota Washington, yaitu The Washington Post. Dalam film tersebut, seorang junior wartawan, Bob Woodward menghadiri sebuah sidang pencurian yang dilakukan oleh empat orang. Namun, salah satu dari pelaku ternyata merupakan orang yang pernah bekerja di CIA. Dari situlah Bob Woodward mulai menulis berita tentang ada keterkaitanya gedung putih dengan kasus Watergate.
thedailybeast.com
Film All the President’s Men bermula dengan latar belakang sebuah kantor berita media cetak di kota Washington, yaitu The Washington Post. Dalam film tersebut, seorang junior wartawan, Bob Woodward menghadiri sebuah sidang pencurian yang dilakukan oleh empat orang. Namun, salah satu dari pelaku ternyata merupakan orang yang pernah bekerja di CIA. Dari situlah Bob Woodward mulai menulis berita tentang ada keterkaitanya gedung putih dengan kasus Watergate.
Namun, dikarenakan Woodward terbilang baru
bekerja di The Washington Post selama 9 bulan, maka serta merta kepala redaksi
tidak begitu saja mengizinkan Bob Woorward untuk melakukan investigasi berita.
Mereka berpikir, bahwa pengalaman Bob Woodward masih minim untuk melakukan
investigasi, yang merupakan tingkat tertinggi dari tugas seorang reporter.
Maka, melihat hal itu seorang wartawan yang lebih senior, Carl Bernstein juga
dilibatkan dalam melakukan investigasi terhadap skandal Watergate.
Mereka, Boob Woorward dan Carl Breinstein
melakukan banyak wawancara untuk menguak konspirasi tersebut. Mereka dihadapi
dengan permasalahan narasumber informasi yang banyak bungkam. Woodward
menyadari bahwa, ada orang yang dibalik layar membungkam narasumber yang bias
menjadi saksi kunci terhadap kasus Watergate.
Meskipun dihadapi banyak permasalahan, namun
mereka tidak menyerah begitu saja terhadap pemberitaan tersebut. Mereka terus
melakukan penggalian informasi sehingga Woodward bertemu dengan Deep Throat
yang boleh jadi adalah saksi kunci terhadap konpirasi yang melibatkan banyak
tokoh di gedung putih.
Namun, Deep Throat yang merupakan nama
samaran tidak serta merta membebrkan informasi. Ia hanya memberikan kata kunci
tentang konpirasi tersebut, dan menganjurkan Woodward dan Berstein untuk
menelusuri uang $25.000 yang berada di rekening seorang pencuri. Dengan data
tersebut, kasus mereka berlanjut bahkan hingga ke presiden Richard Nixon.
2.3 Praktek Jurnalistik Film All
the President’s Men
Wawancara
Wawancara dapat diartikan sebagai salah
satu cara pendapatan informasi yang dilakukan oleh pewawancara terhadap
narasumber. Wawancara sangat dperlukan dalam jurnalistik, dimana wartawan
dituntut untuk mendapatkan informasi yang akurat dan mendalam mengenai berita.
Dalam film tersebut, banyak terlihat scane
yang menunjukan bagian ketika wartawan sedang melakukan wawancara terhadap
narasumber terkait kasus Watergate.
Kedua wartawan banyak melakukan hubungan
dengan orang-orang yang berpengarug dilingkungan presiden dan penasehat khusus
president untuk memecahkan konspirasi Watergate. Dalam melakukan wawancara, ada
dua model wawancara yang mereka lakukan yaitu dengan wawancara lansung yaitu
mendatangi narasumber yang ingin didapatkan informasinya dan juga wawancara
tidak lansung yaitu melalu telepon.
Pengumpulan Data
Dalam film All President’s Men, pembaca akan
banyak melihat adegan dimana dua wartawan yang merupakan tokoh utama dalam film
melakukan pencatatan terhadap informasi yang mereka dapatkan dari narasumber.
Praktek jurnalistik yang dilakukan oleh wartawan Washington Post, Bob Woodwart
dan Carl Bernstein dalam pengumpulan data terlihat pada catatan-catatan yang
telah mereka tulis. Selain itu juga cek aliran dana $25.000 dari bank di
Mexico.
Konfirmasi Berita
Konfirmasi berita dalam film ini dapat
dilihat ketika kepala redaksi Washington Post bertanya tentang kasus Watergate
terhadap Bob Woodwart. Dari sana, ia bertanya mengani sumber data yang telah
diperoleh wartawan tersebut, apakah valid atau tidak. Hal tersebut,
mencerminkan bahwa Washington Post telah melakukan praktek jurnalistik.
2.4 Agenda Setting Media
Agenda setting sering juga disebut sebagai
teori agenda media. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh dua orang pakar
komunikasi yaitu Maxwell McCombs dan Donald L. Shaw. Asumsi dasarnya adalah
media memiliki kemampuan untuk menghadirkan sebuah topic di tengah publik, dan kemudian menjadikan topik tersebut
sebagai agenda publik. Dengan begini, dapat diartikan bahwa media memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi opini khalayak.
Agenda setting, sebagai sebuah teori
memiliki tujuan akhir yaitu public
policy. Hal ini erat kaitanya dengan asumsi dasar tadi, bahwa media dapat
mempengaruhi publik, sehingga agenda media berubah menjadi agenda publik. Maka,
ketika sebuah topik telah menjadi agenda publik, maka pemerintah akan terus
ditekan oleh masyarakat, sehingga jadilah agenda negara. Dengan itu, pemerintah
membuat sebuah kebijakan ataupun keputusan untuk mengatasi [ermasalahan yang
awalnya merupakan bagian dari agenda media.
Dalam film All the President’s Men dapat
kita ketahui bahwa The Washington Post memiliki agenda untuk menguak kasus
Watergate. Sebelumnya, masyarakat tidak mengetahui tentang konspirasi tingkat
tinggi tersebut, malahan sebagian hanya menganggap sebagai aksus pencurian.
Namun, setelah melalui investigasi mendalam diberiakan tentang kasus Watergate.
Setelah kasus Watergate banyak dibincangkan
oleh publik, maka media terus menggiring opini publik dengan frame pemberitaan
bahwa Presiden terlibat dalam skandal itu, sehingga agenda The Washington Post
tersebut berhasil menjadi agenda publik. Dengan begitu, ada tekanan dari
khalayak kepada pemerintahan Nixon untuk transparan terhadap kasus Watergate.
Pemerintah memiliki tujuan untuk menghentikan kasus tersebut, namun kalah
dengan tekanan publik, sehingga presiden mengambil sebuah keputusan (Public policy)
yaitu dengan mengundurkan diri dari jabatanya.
2.5 Media Ecology Teori
Media Ecology teori memiliki tiga asumsi
dasar yang dapt dijelaskan, yaitu bahwa media berpengaruh terhadap setiap
tindakan di masyarakat, media dapat mempengaruhi persepsi kita dan menjelaskan
mengenai pengalaman yang kita miliki, dan media juga secara bersama-sama
mengikat dunia.
Dari penjelasan tersebuut da[at ditarik
sebuah benang merah bahwa, The Washington Post tidaklah melakukan agenda
setting secara sendiri. Tentunya, ada media-media lain yang juga mempengaruhi
agenda publik, dari film tersebut kita dapat melihat bahwa selain media The
Washington Post terdapat media lain yang juga ingin mengungkapkan kasus
konspirasi yang melibatkan presden Amerika Serikat.
Dari awal pemberitaan, kita telah dibawa
untuk menyaksikan terjadi sebuah kompetisi anatara The Washington Post dalam
menulis berita Watergate dengan New York Times. Dengan adanya dua media besar
tersebut, maka akan lebih mudah untuk mempengaruhi agenda publik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setiap media memiliki agenda yang ingin
disampaikan terhadap publik, termasuk The Washington Post. Dalam Film All the
President’s Men terlihat bahwa The Washington Post ingin mengungkapkan kasus
Watergate. Hal tersebut telah menjadi agenda mereka, namun dengan semakin
maraknya pemberitaan yang disampaikan, akhirnya hal tersebut menjadi Agenda
Publik.
3.2 Saran
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu, di butuhkan kritik dan saran dari akademika
yang lain. Dan diharapkan akademika lain bisa melakukan analisa terhadap
praktek konglomerasi lebih mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana,
Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosda
Lynn H. Turner and Richard West. 2010. Introduction
Communication Theory. Boston: McGraw-Hill
Romeltea.com
Pakarkomunikasi.com
yah
BalasHapusArtikel bagus,kunjungi balik kak
BalasHapus