Nawu Sendang Selirang : Generasi Muda Perlu Melestarikan Tradisi
Oleh: Agus Sanjaya
Nawu
Sendang Selirang, merupakan salah satu tradisi yang hingga kini masih
dilestarikan di Kotagede. Tradisi ini merupakan hajatan orang-orang
Kotagede yang melibatkan segenap
lapisan masyarakat setempat. Laki-laki dan perempuan, tua-muda, miskin-kaya, semua
turut bekerjasama mengambil bagian. Nawu Sendang Selirang sendiri merupakan
ritual membersihkan kolam besar atau sendang dalam
istilah Jawa. Berlangsung pada bulan Jumadil Akhir
kalender Jawa.
apydtour.blogspot.com
Prosesi
dimulai dengan tahapan persiapan ubo rampe (sesajen) yang dilaksanakan di Komplek Abdi Dalem yang berada di Komplek
Pasarean Mataram. Keesokan harinya, pagi hari sekitar pukul sembilan, dilanjutkan
dengan rangkai acara kirab menuju halaman Masjid Gede Mataram. Seusai kirab, dilakukan
prosesi penyerahan siwur atau gayung pada petugas penguras
sendang.
Saat
abdi dalem menguras sendang inilah, di halaman masjid diselenggarakan acara rayahan
atau berebut penganan berupa jajan pasar yang menghiasi ambengan
(gunungan kuliner). Masyarakat mempercayai, jika berhasil ngerayah atau
mengambil beberapa penganan tersebut, mereka akan mendapatkan berkah. Malam
harinya diadakan pertunjukkan wayang kulit semalam suntuk, yang merupakan akhir
dari rangkaian prosesi Nawu Sendang Selirang.
Sejatinya,
tujuan dari prosesi Nawu Sendang Selirang atau membersihkan kolam besar di Kompleks
Masjid Besar Mataram Kotagede ini hanyalah sebagai simbol kebersihan. Membersihkan sendang sebagai tempat membersihkan
diri. Sehingga saat diri dibersihkan, hati juga harus siap bersih dan berujung
pada bersihnya kehidupan dunia yang dijalani. Selain itu, banyak juga
nilai-nilai luhur yang dapat digali dari prosesi ini. Seperti nilai-nilai kerukunan,
gotong-royong serta toleransi antar warga sekitar.
Baca juga: Pendalaman Komunikasi Lintas Budaya dan Agama dalam Mewujudkan Perdamaian Indonesia
Baca juga: Pendalaman Komunikasi Lintas Budaya dan Agama dalam Mewujudkan Perdamaian Indonesia
Generasi
Muda Perlu Melestarikan Tradisi
youtube.com
Budaya
dan tradisi semacam ini haruslah dilestarikan sebagai identitas suatu bangsa.
Karena di era digital, budaya baru seperti sekulerisme, hedonisme serta budaya konsumtif
mudah sekali masuk, terutama di kalangan pemuda. Internet dan gadget
memberikan banyak sekali akses dan kemudahan untuk berkomunikasi atau bertukar
informasi tanpa terbatas ruang dan waktu.
Para
generasi muda digital harus mampu mengendalikan hadirnya kecanggihan teknologi
bukan malah tenggelam di dalamnya. Sungguh sangat disayangkan ketika
perkembangan teknologi semakin maju tetapi tidak diimbangi dengan kepedulian
untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya-budaya yang kita miliki.
Kehadiran
teknologi seperti halnya internet sebenarnya dapat dimanfaatkan oleh generasi
muda digital dalam melestarikan kebudayaan. Dengan internet, generasi muda
digital dapat saling berbagi mengunggah informasi seputar ragam kebudayaan,
sejarah, atau prosesi ritual adat. Generasi muda digital juga dapat mengunggah
video-video baik seputar kesenian musik daerah, tarian tradisional, atau
berbagai ritual upacara adat.
Hal
ini selain memberikan pemahaman dan pengetahuan serta rasa cinta akan
kebudayaan, juga dapat menggugah minat wisatawan untuk berkunjung. Beberapa
metode pemanfaatan teknologi seperti ini hanyalah sebagian kecil dari upaya
melestarikan kebudayaaan dan nilai-nilai luhur bangsa.
Masih
banyak cara kreatif dan inovatif yang dapat dilakukan oleh generasi muda
digital untuk melestarikan kebudayaan. Manfaatkanlah
teknologi untuk sesuatu yang berdayaguna dan tidak merugikan orang lain. Budaya
dan nilai luhur kita akan tetap terjaga apabila kita mampu mensinergikan antara
teknologi dengan budaya dan nilai luhur tersebut. Sehingga menjadikan bangsa
Indonesia mampu bersaing dengan bangsa lain dalam pemanfaatan teknologi serta
unggul dalam pelestarian budaya dan nilai luhur bangsa. Maka jadilah generasi
muda digital yang cinta akan kebudayaan.
Komentar
Posting Komentar