Postingan

Review Novel Orang-orang Oetimu Karya Felix K. Nesi dan Persamaanya dengan Novel Cantik Itu Luka Karya Eka Kurniawan

Gambar
  Judul         : Orang-orang Oetimu Penulis      : Felix K. Nesi Halaman    : 220 hlm Penerbit     : Marjin Kiri Terbit         : Cetakan 1, 2019 Nilai          : 7,8 / 10   PERHATIAN: Review ini sangat-sangat mengandung spoiler , apabila kamu belum baca bukunya, jangan salahkan penulis di kolom komentar. Cukup disalahkan dalam batin saja, setuju?   “Saat turun dari kudanya dan melihat seorang perempuan menangis ... dikelilingi oleh ... ksatria-ksatria berwajah lapar seolah ingin memangsanya, jatuh ibalah ia ( Am Siki) kepada perempuan itu.” (hal, 44)   Begitulah Felix mendeskripsikan pertemuan Laura kepada Am Siki untuk pertama kalinya. Akan tetapi sebelum pertemuan di depan sebuah kedai yang disaksikan oleh umat satu kampung tersebut, beginilah asal mulanya; Pada suatu masa ada gadis jelita bernama Laura, ia merupakan keturunan Portugis yang mengikuti ayahnya, Julio yang ditugaskan di timor leste. Akan tetapi karena satu alasan, Julio kemudian menjadi pe

Puisi Kehidupan A Journey to Paradise Karya Jailani Ansera

Gambar
. A Journey to Paradise  It is a long road and far Full mystery till the end More sin and duty There is no chance to escape Or it could not be true Only as fiction as work of imagination Then we pass it, all of it Without knowing, without tinking Only fight and war more Until we tire and bore Let it go, out of my mind Fly to somewhere else Beyond the stars in the ocean of the universe The other side of mankind conscious No one can go, and none back then The paradise out there, out of nowhere

Tentang Masa Depan di Tengah Hujan

Gambar
"Membiarkan dua hati untuk berbicara jujur itu susah sekali" Gorges Desipris/pexels Sykurlah ia masih sabar menunggu di seberang jalan. Tepat di depan sebuah gereja besar, dimana aku dapat memperhatikanya sambil memnutup sebuah toko. Lalu ketika toko yang aku jaga benar-benar tutup, Aldi, seorang koki muda itu mendekat ke arahku. Seperti biasa, ia baru pulang dari hotel tempat ia bekerja. “Kau tak pernah terlambat satu haripun.” Kataku padanya sambil tersenyum. “Kau tak memintaku untuk datang terlambat.” Jawabnya sambil membiarkan aku berjalan duluan. lalu ia mengejarku di bawah langit yang mulai menurunkan hujan. Takut kebasahan, kamipun berteduh. Seperti biasa, teman laki-lakiku itu membuka jaket tebalnya lalu diserahkan padaku. Manis sekali. Aku pura-pura cuek, meskipun sebenarnya aku senang. Sangat senang. “Apa yang akan kita bicarakan sekarang?” Tanya Aldi. Kami punya kebiasaan membicarakan berbagai hal ketika hanya duduk berdua tanpa kerjaa

Mencari Jawaban Tentang "Bagaimana Seharusnya Kita Hidup?"

Gambar
Yogyakarta-Garut dan c erita diantara  k eduanya Selama masa pengerjaan skripsi saya sering bertanya tanya pada diri sendiri; “Apa yang dilakukan setelah ini?” “Apa yang mesti saya perbuat setelah semuanya rampung?” “Kemana kaki ini akan melangkah?” “Dimana angin akan berhembus dan kehidupan akan berlayar?” “Seperti apa hidup saya besok, lusa, tulat, dan…?” “Dengan siapa saya menikah?” “Seperti apa anak saya?” “Bagaimana bentuk rumah yang akan saya miliki?” “Apa saya kaya?” “Apa saya bahagia?” “Bagaimana saya harus hidup?” Dan sejenis pertanyaan sama yang hingga kini, ketika saya menuliskan rangkaian cerita ini tidak pernah terjawab. wikipedia Dalam pencarian terhadap kegelisahan tersebut, akhirnya membawa saya pada sebuah penemuan kecil. Hal ini, segala perasaan, kegelisahan, dan kegundahan yang saya lakukan adalah normal. Quarter life crisis , begitulah kalangan psikolog menyebutnya. Menyadari bahwa hal tersebut normal dan dialami oleh may

[Cerita Mini] Cinta yang Sederhana

Gambar
Oleh: @jailaniansera “ Baiklah Irene,” kata Ludwik sambil memperlihatkan wajah cemas dan gusar . “ Telah aku sediakan kertas dan bolpen .” Tambahnya pula sambil berusaha tersenyum tipis. Manis dan menawan . Sedangkan mata laki - laki di depanku itu sayup dan tenang sebagaimana laki - laki Jerman pada umumnya . Aku menatap wajahnya keheranan . “ Perlu aku bacakan ini ?” tawarnya . Lalu ia memulai untuk membaca kertas tersebut ketika melihat ku mengangguk . “Surat perjanjian sebelum pernikahan .” Mulainya dengan suara dalam dan serak . “ Baiklah , ku pikir lansung ke poin - poinya saja . Pertama , kita akan tinggal di rumah yang telah aku pilihkan . Dua kamar tidur , dua kamar mandi , satu dapur minimalis dengan dua kompor , atap dari tanah liat merah ,” ia berhenti sejenak dan menatapku , “ biar ramah lingkungan!” Tegasnya . “ Kedua , nantinya kita akan mempunyai dua anak , tidak lebih .