Postingan

Menampilkan postingan dengan label Buku

Review Novel Bu Guru Nadia Karya Risalati A.I Perjalanan Seorang Guru Menebar Kebaikan di Sumatera Barat

Gambar
  Saya mendapatkan buku “Bu Guru Nadia” ini sebagai hadiah dari Pustaka Diomedia. Di bawah ini adalah ulasan buku setelah saya membacanya.   Di dalam novel “Bu Guru Nadia” penulis berhasil menyuguhkan dunia utopia di pedesaan Sumatera Barat. Sebuah tempat di mana anak-anak kelas paling bandel di sekolah bersikap sopan kepada guru, memberi salam bila melihat guru mereka, semangat dan serius ketika menghadapi ujian, serta senang mengakrabkan diri pada guru yang baru mengajar. Berbeda dengan gambaran anak-anak bandel di dunia nyata yang rajin mencuri, gemar merundung, pandai menyontek, dan giat ber- klitih ria sepulang sekolah. Selain itu di latar yang utopia ini, seluruh penghuni sekolah adalah insan yang penuh senyuman. Tersenyum sebelum berbicara, tersenyum ketika memberi sapa, tersenyum bila bertanya, dan tersenyum bila hendak berpamitan. Benar-benar gambaran lingkungan sekolah yang begitu hidup dan menenangkan. Begitu pula kehadiran tokoh lelaki bernama Andri yang memukau de

Perempuan, Lipstik, dan Dahaga Perhatian setelah Seharian Puasa Puisi

Gambar
  “berbanggalah kaum yang miskin! Mereka berbicara dengan tuhannya lebih sering!” -Widya Mareta Judul Buku : Puasa Puisi Penulis : Widya Mareta Penerbit : Indonesia Tera Terbit : Cetakan l, Juni 2021   “Dengan menulis puisi, ... Saya bisa menuangkan keresahan dengan bercerita ....” begitulah ungkapan penulis yang saya baca di cover belakang buku Puasa Puisi ini. Seperti ungkapan Widya, puisi-puisi yang disuguhkanya memang banyak sekali berupa narasi-narasi yang dipuisikan sehingga tidak mengherankan banyak terdapat percakapan-percakapan seperti membaca sebuah cerpen atau cerita pada biasanya. Melihat buku puisi bertemakan perempuan, oleh perempuan yang katanya ingin menambah daftar penulis perempuan di Indonesia, saya berspekulasi bahwa puisi Widya Mareta akan memiliki rasa yang sama dengan puisi-puisi Rupi Kaur (Milk and Honey) dimana berisi tentang penderitaan perempuan di dunia yang terlalu didominasi oleh laki-laki. Tetapi takaran saya keliru. Puasa Puisi bukanlah puisi t

Review Novel Semasa Karya Teddy W. Kusuma dan Maesy Ang

Gambar
Ulemasa: Kenangan Memang Sesedih Itu, tetapi Hidup Harus Berlanjut   Judul         : Semasa Penulis      : Teddy W. Kusuma dan Maesy Ang Penerbit    : Post Press Halaman   : 149 hal. Terbit        : Cet VI, Februari 2021     “... kami menerbitkan naskah-naskah yang kami suka, untuk pembaca yang tepat. ... agar setiap naskah dapat diantarkan dengan gembira dan sungguh-sungguh.”   Komitmen yang sangat menarik. --- Sepuluh halaman pertama ketika membaca novel Semasa, saya menyadari bahwa novel ini akan bercerita tentang dua sepupu yang tergolong berada bernostalgia tentang sebuah rumah di Desa Pandanwangi. “Apa menariknya?” pikir saya kala itu. Cerita tentang keluarga yang mengenang sebuah rumah lama bukannya sudah banyak?   Setelah lebih lanjut mencerna cerita yang dibawakan kedua penulis, saya menyadari ada sesuatu yang lebih ditawarkan oleh Semasa. Sepertinya pandangan Yuval Noah Harari bahwa untuk menentukan sebuah buku luar biasa atau tidak dapat dilih

Review Buku Di Ampenan, Apa Lagi yang Kau Cari? Karya Kiki Sulistyo

Gambar
 Judul : Di Ampenan, Apa Lagi yang Kau Cari? Penulis: Kiki Sulistyo Penerbit: Basa Basi Cetakan : l, Mei 2017 Halaman: 92 hal. “ Ampenan, Apalagi yang Kau Cari?” adalah kumpulan puisi Kiki Sulistyo selama sepuluh tahun. Di dalam buku yang terbilang tipis ini, Kiki berusaha untuk melihat Ampenan, sebuah kota yang berada di pulau Lombok dari sudut pandang seorang anak yang mengingat masa lalunya. Dapat dibilang bahwa kumpulan puisi ini adalah refleksi dari penulis dalam usaha untuk melihat Ampenan secara dekat dan personal. Masa lalu yang ada di Ampenan tidak dilihat oleh Kiki Sulistyo sebagai ungkapan rasa kesedihan yang mendalam akan kehilangan, melainkan melankolis yang mengerikan dan gelap. Di kumpulan puisinya ini, kita tidak diajak pada tempat masa kecil yang penuh permainan, kehangatan masakan ibu, atau peluh bapak yang bersahaja. Tidak, kenangan seperti novel Laskar Pelangi ala Andrea Hirata itu terasa sangat asing dalam kumpulan puisi “Di Ampenan Apa Lagi yang Kau Cari?”. Kenang

Review Buku Anak Asli Asal Mapi Karya Casper Aliandu

Gambar
Judul Buku: Anak Asli Asal Mappi Penulis : Casper Aliandu Penerbit : Indonesia Tera  Anak Asli Asal Mapi adalah kumpulan cerita Casper Aliandu selama mengajar di Mappi, Papua. Buku ini dipenuhi dengan percakapan antara Casper dan penduduk di sana, juga sedikit penambahan deskripsi tempat, budaya, serta komentar-komentar kecil dari penulis. ----- Beberapa waktu lalu, setelah mendengar cerita kampung kami yang belum ada koneksi internet, teman saya berujar, “Kalau di Natuna saja begitu, apalagi di Papua!” Waktu itu saya membalas bahwa entah Natuna ataupun Papua, yang namanya daerah terpencil akan sama saja. Ternyata anggapan saya keliru setelah membaca buku cerita ini. Mappi dalam penuturan Aliandu mengingatkan saya pada kampung kami berpuluh-puluh tahun yang lalu, saat tidak ada listrik, anak sekolah jalan kaki dengan jarak yang jauh, serta makan sagu dan ubi kayu sehari-hari. Buku cerita ini memposisikan Casper sebagai orang luar yang berinteraksi dengan penduduk setempat. Saya melihat

Review Novel Orang-orang Oetimu Karya Felix K. Nesi dan Persamaanya dengan Novel Cantik Itu Luka Karya Eka Kurniawan

Gambar
  Judul         : Orang-orang Oetimu Penulis      : Felix K. Nesi Halaman    : 220 hlm Penerbit     : Marjin Kiri Terbit         : Cetakan 1, 2019 Nilai          : 7,8 / 10   PERHATIAN: Review ini sangat-sangat mengandung spoiler , apabila kamu belum baca bukunya, jangan salahkan penulis di kolom komentar. Cukup disalahkan dalam batin saja, setuju?   “Saat turun dari kudanya dan melihat seorang perempuan menangis ... dikelilingi oleh ... ksatria-ksatria berwajah lapar seolah ingin memangsanya, jatuh ibalah ia ( Am Siki) kepada perempuan itu.” (hal, 44)   Begitulah Felix mendeskripsikan pertemuan Laura kepada Am Siki untuk pertama kalinya. Akan tetapi sebelum pertemuan di depan sebuah kedai yang disaksikan oleh umat satu kampung tersebut, beginilah asal mulanya; Pada suatu masa ada gadis jelita bernama Laura, ia merupakan keturunan Portugis yang mengikuti ayahnya, Julio yang ditugaskan di timor leste. Akan tetapi karena satu alasan, Julio kemudian menjadi pe

Agenda Setting and Ecology Media Teori dalam Film All the President’s Men

Gambar
1.1   Latar Belakang The New York Times     Film merupakan salah satu bagian dari media massa. Dengan film, penyebaran informasi dapat dilakukan oleh sekelmpok orang terhadap publik yang dapat menimbulkan perubahan sikap maupun perilakun terhadap komunikan.    Diskusi mengenai film, biasanya akan syarat dengan pembahasan mengani teori-teori media massa yaitu Cultural Studies, Cultivasion Analysis, maupun Uses and Gratification Theory . Namun, dalam Film All the President’s Men menulis tidak menggunakan teori yang disebutkan diatas. Penulis lebih memilih teori agenda setting dan ecology media.    Alasan pertama atas sikap penulis adalah asumsi bahwa kita tidak sedang dalam membahas efek film terhadp publik, namun lebih kepada jurnalisme dalam film All the President’s Men sendiri. Film yang mengisahkan tentang salah satu harian terkenal Amerika Serikat, yaitu The Washington Post dan dua orang wartawan mereka. Sehingga film ini mungkin tidak berfokus pada penghancuran bud