Postingan

Review Buku Anak Asli Asal Mapi Karya Casper Aliandu

Gambar
Judul Buku: Anak Asli Asal Mappi Penulis : Casper Aliandu Penerbit : Indonesia Tera  Anak Asli Asal Mapi adalah kumpulan cerita Casper Aliandu selama mengajar di Mappi, Papua. Buku ini dipenuhi dengan percakapan antara Casper dan penduduk di sana, juga sedikit penambahan deskripsi tempat, budaya, serta komentar-komentar kecil dari penulis. ----- Beberapa waktu lalu, setelah mendengar cerita kampung kami yang belum ada koneksi internet, teman saya berujar, “Kalau di Natuna saja begitu, apalagi di Papua!” Waktu itu saya membalas bahwa entah Natuna ataupun Papua, yang namanya daerah terpencil akan sama saja. Ternyata anggapan saya keliru setelah membaca buku cerita ini. Mappi dalam penuturan Aliandu mengingatkan saya pada kampung kami berpuluh-puluh tahun yang lalu, saat tidak ada listrik, anak sekolah jalan kaki dengan jarak yang jauh, serta makan sagu dan ubi kayu sehari-hari. Buku cerita ini memposisikan Casper sebagai orang luar yang berinteraksi dengan penduduk setempat. Saya melihat

Puisi Red poppy Karya Louise Gluck : Sejatinya Manusia dan Alam adalah Satu

Gambar
. Beberapa waktu yang lalu, saya menjumpai halaman Guardian muncul di feed Google saya.   Halaman yang muncul waktu itu adalah “Poem of the Week” yang merupakan kolom mingguan di situs berita tersebut. Kebetulan puisi yang ditampilkan oleh Carol Rumens hari itu ialah “The Red Poppy” karya Louise Gluck, seorang penyair Amerika Serikat dan pengajar di Yale University. Ia merupakan peraih salah satu perempuan peraih nobel sastra yang karya-karyanya dikenal menampilkan keindahan dalam menyajikan eksistensi manusia. Ketika saya membaca salah satu larik puisi seperti di bawah, saya tidak pernah melupakan puisi ini. Pada hemat saya “Red Poppy” mengambil tema hubungan manusia dan alam, akan tetapi sebenarnya makna yang ingin ditampilkan lebih dari itu. Sejatinya kita, manusia dan alam (Red Poppy) saling terkoneksi. Malahan dalam puisi tersebut mengisyaratkan bahwa kita pernah bersatu dalam satu wujud yang hal ini sangat dipengaruhi oleh pandangan evolusi Darwin. Karena kita saling terkon

Review Novel Orang-orang Oetimu Karya Felix K. Nesi dan Persamaanya dengan Novel Cantik Itu Luka Karya Eka Kurniawan

Gambar
  Judul         : Orang-orang Oetimu Penulis      : Felix K. Nesi Halaman    : 220 hlm Penerbit     : Marjin Kiri Terbit         : Cetakan 1, 2019 Nilai          : 7,8 / 10   PERHATIAN: Review ini sangat-sangat mengandung spoiler , apabila kamu belum baca bukunya, jangan salahkan penulis di kolom komentar. Cukup disalahkan dalam batin saja, setuju?   “Saat turun dari kudanya dan melihat seorang perempuan menangis ... dikelilingi oleh ... ksatria-ksatria berwajah lapar seolah ingin memangsanya, jatuh ibalah ia ( Am Siki) kepada perempuan itu.” (hal, 44)   Begitulah Felix mendeskripsikan pertemuan Laura kepada Am Siki untuk pertama kalinya. Akan tetapi sebelum pertemuan di depan sebuah kedai yang disaksikan oleh umat satu kampung tersebut, beginilah asal mulanya; Pada suatu masa ada gadis jelita bernama Laura, ia merupakan keturunan Portugis yang mengikuti ayahnya, Julio yang ditugaskan di timor leste. Akan tetapi karena satu alasan, Julio kemudian menjadi pe

Puisi Kehidupan A Journey to Paradise Karya Jailani Ansera

Gambar
. A Journey to Paradise  It is a long road and far Full mystery till the end More sin and duty There is no chance to escape Or it could not be true Only as fiction as work of imagination Then we pass it, all of it Without knowing, without tinking Only fight and war more Until we tire and bore Let it go, out of my mind Fly to somewhere else Beyond the stars in the ocean of the universe The other side of mankind conscious No one can go, and none back then The paradise out there, out of nowhere

Tentang Masa Depan di Tengah Hujan

Gambar
"Membiarkan dua hati untuk berbicara jujur itu susah sekali" Gorges Desipris/pexels Sykurlah ia masih sabar menunggu di seberang jalan. Tepat di depan sebuah gereja besar, dimana aku dapat memperhatikanya sambil memnutup sebuah toko. Lalu ketika toko yang aku jaga benar-benar tutup, Aldi, seorang koki muda itu mendekat ke arahku. Seperti biasa, ia baru pulang dari hotel tempat ia bekerja. “Kau tak pernah terlambat satu haripun.” Kataku padanya sambil tersenyum. “Kau tak memintaku untuk datang terlambat.” Jawabnya sambil membiarkan aku berjalan duluan. lalu ia mengejarku di bawah langit yang mulai menurunkan hujan. Takut kebasahan, kamipun berteduh. Seperti biasa, teman laki-lakiku itu membuka jaket tebalnya lalu diserahkan padaku. Manis sekali. Aku pura-pura cuek, meskipun sebenarnya aku senang. Sangat senang. “Apa yang akan kita bicarakan sekarang?” Tanya Aldi. Kami punya kebiasaan membicarakan berbagai hal ketika hanya duduk berdua tanpa kerjaa

Mencari Jawaban Tentang "Bagaimana Seharusnya Kita Hidup?"

Gambar
Yogyakarta-Garut dan c erita diantara  k eduanya Selama masa pengerjaan skripsi saya sering bertanya tanya pada diri sendiri; “Apa yang dilakukan setelah ini?” “Apa yang mesti saya perbuat setelah semuanya rampung?” “Kemana kaki ini akan melangkah?” “Dimana angin akan berhembus dan kehidupan akan berlayar?” “Seperti apa hidup saya besok, lusa, tulat, dan…?” “Dengan siapa saya menikah?” “Seperti apa anak saya?” “Bagaimana bentuk rumah yang akan saya miliki?” “Apa saya kaya?” “Apa saya bahagia?” “Bagaimana saya harus hidup?” Dan sejenis pertanyaan sama yang hingga kini, ketika saya menuliskan rangkaian cerita ini tidak pernah terjawab. wikipedia Dalam pencarian terhadap kegelisahan tersebut, akhirnya membawa saya pada sebuah penemuan kecil. Hal ini, segala perasaan, kegelisahan, dan kegundahan yang saya lakukan adalah normal. Quarter life crisis , begitulah kalangan psikolog menyebutnya. Menyadari bahwa hal tersebut normal dan dialami oleh may