Review Novel Bu Guru Nadia Karya Risalati A.I Perjalanan Seorang Guru Menebar Kebaikan di Sumatera Barat

 

Saya mendapatkan buku “Bu Guru Nadia” ini sebagai hadiah dari Pustaka Diomedia. Di bawah ini adalah ulasan buku setelah saya membacanya.

 


Di dalam novel “Bu Guru Nadia” penulis berhasil menyuguhkan dunia utopia di pedesaan Sumatera Barat. Sebuah tempat di mana anak-anak kelas paling bandel di sekolah bersikap sopan kepada guru, memberi salam bila melihat guru mereka, semangat dan serius ketika menghadapi ujian, serta senang mengakrabkan diri pada guru yang baru mengajar. Berbeda dengan gambaran anak-anak bandel di dunia nyata yang rajin mencuri, gemar merundung, pandai menyontek, dan giat ber-klitih ria sepulang sekolah.

Selain itu di latar yang utopia ini, seluruh penghuni sekolah adalah insan yang penuh senyuman. Tersenyum sebelum berbicara, tersenyum ketika memberi sapa, tersenyum bila bertanya, dan tersenyum bila hendak berpamitan. Benar-benar gambaran lingkungan sekolah yang begitu hidup dan menenangkan.

Begitu pula kehadiran tokoh lelaki bernama Andri yang memukau dengan segala sifat “reihanisme” ini. Seseorang yang pendiam, tenang, sopan, dan siap membantu dalam segala kondisi.

Namun secara perlahan, penulis menghancurkan bayangan dunia utopia yang indah seperti di surga itu. Konflik-konflik mulai dihadirkan. Seorang siswi yang minggat dari rumah, anak lelaki yang merokok, dan remaja  overdosis narkoba.

Lalu kita dibuat terkejut pula pada sikap tokoh lelaki yang kita kira begitu karismatik ternyata memiliki pribadi yang gelap. Masih sempat dirinya bercanda di tengah anak yang sekarat. Tidak sampai di situ, pembaca disuguhkan pula dengan pria penjaga sekolah yang mulanya kita kira baik, namun ternyata begitu apatis. Tidak berniat dirinya menolong seseorang siswa yang perlu perawatan medis sesegera mungkin. Begitu pula kehadiran guru BK yang tidak memiliki kestabilan emosional. Karena orang-orang ini, pada akhirnya kehidupan sekolah pun dipenuhi dengan konflik dan permasalahan.

Di tengah kepelikan tersebut, muncul sosok Bu Nadia, seorang guru muda. Kehadiran Bu Nadia tidak ubahnya Superman yang membawa perdamaian dunia. Bila Superman datang dari planet Krypton lalu membawa perdamaian di bumi yang nihil superhero, maka Bu Nadia adalah pembawa perdamaian dari Yogya ke sekolah biasa-biasa saja di Sumatera Barat. Berbeda dengan Superman yang memiliki kekuatan super dan laser, Bu Nadia menyelamatkan “dunianya” dengan kekuatan wejangan dan petuah-petuah. Kekuatan yang mampu mendamaikan batin tokoh-tokoh dalam cerita.

Novel ini sangat bagus untuk dibaca bagi remaja yang berada dalam proses pencarian jati diri. Terima kasih @risalati_ai yang telah menulis pengalam hidup yang begitu menggugah dan menyenangkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGGOLONGAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI DAN SALURAN DAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

3 Pendekatan Memahami Teknologi : Perkembangan Teknologi Informasi dan Pola Interaksi Remaja Masa Kini

Fungsi dan Kedudukan Hadis dalam Al-Qur'an